1. Imitasi
Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain,
baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi
pertama kali muncul di lungkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan
lingkungan masyarakat.
Imitasi merupakan proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain
melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang
lain.
Sedangkan dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Imitasi adalah
suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang
dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang
Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari
atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan
(1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh
sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan
imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain
imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut
berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi
sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap
apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya
sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu
imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa;
anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu
mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.
2. Sugesti
Dalam suatu interaksi sosial melalui imitasi orang yang satu mengikut i sesuatu
di luar dirinya. Sedangkan dalam sugesti seseorang memberikan pandangan atau
sikap
dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa sugesti adalah suatu proses dimana seseorang individu menerima
suatu cara penglihatan, atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa
kritik terlebih dahulu.
Suatu sugesti akan mudah terjadi apabila terjadi dalam hal- hal berikut:
- Kemampuan berpikir seseorang terhambat
Dalam proses sugesti biasanya orang yang dikenainya mengambil alih
pandanganpandangan
dari orang lain tanpa memberikan pertimbangan kritik terlebih dahulu.
Hal ini akan lebih mudah terjadi jia kemampuan berpikir seseorang terhambat,
misalnya karena kelelahan fisik, kelelahan berpikir, atau karena rangsangan
emosional.
- Keadaan pikiran yang terpecah-belah (disosiasi)
Sugesti mudah terjadi bila seseorang mengalami pikiran yang terpecah-belah.
Misalnya, jika seseorang sedang bingung, karena ia menghadapi kesulitan-kesulitan
hidup yang kompleks. Dalam keadaan banyak utang, misalnya seseorang mudah
disugesti oleh lintah darat untuk meminjam uang darinya.
- Otoritas
Sugesti akan mudah terjadi jika orang yang memberi sugesti atau pandangan itu
adalah orang yang memiliki otoritas atau kewibawaan di bidangnya. Misalnya,
seorang kyai yang berwibawa akan mudah diikuti pandangannya oleh
pengikutnya.Begitu juga seorang ahli dalam bidang tertentu akan mudah diterima
pandangannya, jika ia berbicara di bidangnya itu.
- Mayoritas
Seseorang seringkali cenderung untuk menerima ucapan atau pandangan orang atau
pihak lain, apabila pandangan itu didukung oleh sebagian besar (mayoritas)
golongan atau kelompoknya. Jika orang kebanyakan sudah menerima pandangan
itu, ia pun biasanya akan menyetujui pandangan tersebut.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau
sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan
komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan
kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan
diketahui masuk dalam golongan mana.
Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam
antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang
akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya
nanti mengenalinya mudah atau bahan itu ditempel kertas pengenal, misalnya
panic ukuran 24,22,20 cm dan lain-lain.
4. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain dan bertindak
(sesuai) untuk membantu. Konsep Empati terkait erat dengan rasa iba dan kasih
sayang. Empati merupakan kemampuan mental untuk memahami dan berempati dengan
orang lain, apakah orang diempati setuju atau tidak tetapi disini memiliki niat
untuk membantu.
Dalam penelitian empati merupakan fenomena kompleks yang tidak memiliki
definisi sederhana. Empati dipelajari dalam psikologi sosial, psikologi
kognitif dan neuroscience. Empati adalah proses mental yang kompleks yang
melibatkan
(1) apa yang dirasakan oleh orang lain (empati afektif)
(2) bagaimana menempatkan diri sebagai orang lain(empati kognitif), dan
(3) menjadi orang lain yang merasakan (diri sendiri / lainnya) (empati
akurasi).
Ketiga mekanisme dianggap saling terkait dan tergantung satu sama lain maka
empati pun terjadi. Dalam proses empati maka ada hubungan yang saling
berinteraksi antara penularan emosi, pengambilan perspektif dan akurasi empati
satu sama lain untuk menghasilkan respon adaptif sosial.
Empati berasal dari bahasa Yunani yaitu Emphatia yang berarti gairah atau
ketertarikan fisik yang mengacu pada kemampuan pikiran, emosi, niat dan
ciri-ciri kepribadian dari orang lain dan memahami apa yang diinginkan.
Empati mencakup respon tersendiri terhadap perasaan orang lain, seperti rasa
kasihan, kesedihan, rasa sakit. Empati memainkan peranan penting dalam berbagai
bidang ilmu, kriminologi dari psikologi, fisiologi, pedagogi, filsafat,
kedokteran dan psikiatri. Dalam empati terdapat rasa keterlibatan emosional
seseorang dalam realitas yang mempengaruhi orang lain lain.
Beberapa studi menunjukkan adanya sifat-sifat yang berhubungan dengan empati
pada beberapa hewan bukan manusia, seperti tikus atau primata lainnya. Dalam
pengertian ini, bisa dijelaskan bahwa empati berasal dari mekanisme saraf dasar
yang dikembangkan selama evolusi.
Keadaan empati, atau pemahaman empatik merupakan cara untuk memahami kerangka
acuan internal lain dengan memaknai komponen emosional yang dikandungnya,
seperti yang dirasakan orang lain, dengan kata lain, menempatkan diri di tempat
lain, seperti "seolah-olah menjadi."
Seseorang bisa berempati dengan orang lain dengan cara memberikan kontribusi
untuk memahami emosi orang lain dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Tanpa
bicara empati pun bisa dipahami satu sama lain atau dengan ketidaksepakatan pun
empati akan muncul. Empati bisa muncul dari pesan verbal dan non-verbal dalam
'membaca' atau pemahaman dari orang lain. Empati tidak sama dengan altruisme.
5. Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain,
sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.
Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan
berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih
banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau
hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap,
penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang
tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.
Andre Rispandita H
D1511013/ Manaj. Administrasi A