Rabu, 19 September 2012


Salah satu kunci utama dalam meraih keberhasilan dalam hidup adalah memiliki Konsep Diri. Kali ini saya akan menceritakan bagaimana pentingnya konsep diri . Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap,perilaku yang ada pada dirinya sendiri yang merupakan pencitraan orang tersebut. Manusia sebagai makhluk yang selalu ingin berubah untuk menjadi lebih baik yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Dari hal tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perkenalkan nama saya Andre Rispandita H, saya mahasiswa D3 Manajemen Administrasi Unisversitas Sebelas Maret Surakarta. Dan saya asli dari Madiun. 
Dari dulu saya mempunyai keinginan ataupun cita-cita menjadi seorang enterpreneur muda. Maka dari itu saya melanjutkan study saya dan mengambil jurusan di D3 Manajemen Administrasi. Dan saya yakin akan bisa mewujudkan hal tersebut. Amiin







Dan mengenai konsep diri ada hal yang penting dan perlu diperhatikan yakni SWOT : 
 ·         Strength (Kekuatan)
·         Weakness  (Kelemahan)
·         Oportunity (Kesempatan)
·         Threat (Ancaman)
1. Strength (Kekuatan) 
  • Mampu bersosialisasi dan mudah bergaul terhadap orang di sekitar.
  • Mampu mengenali karakter seseorang.
  • Pekerja keras dan selalu memiliki ide yang menarik.
  • Mampu menyemangati dan memotivasi teman.
  • Berani mencoba hal hal baru. 
 2. Weakness (kelemahan).
  • Kurang percaya diri dalam memimpin.
  • Selalu mudah putus asa.
  • Selalu berkecil hati atau mudah minder.
  • Masih suka bermalas malasan.
  • Kurang tegas dalam menghadapi masalah.
3. Oportunity (kesempatan).
  •       Kesempatan yang saya miliki 3tahun kedepan adalah saya bisa menggunakan kelebihan saya ke cita-cita yang saya inginkan, kemudian saya bisa menjadi seorang yang berhasil, mapan, mandiri dan yang paling penting bisa membahagiakan kedua orang tua saya adalah hal utama yang terbesit di dalam benak saya. Serta mampu menjadi seorang enterpreneur muda yang dapat berguna bagi diri saya serta orang di sekitar saya.
4. Ancaman (Threat)
  •     Ancaman yang mungkin akan menghalangi saya mewujudkan cita cita saya yaitu kekurangan yang masih melekat pada diri saya. Ketidak pedean yang mungkin akan menjadi satu hal yang menggagalkan cita cita saya harus saya hilangkan mulai dari sekarang. Mengikuti kegiatan organisasi akan menjadi salah satu cara saya untuk menghilangkan rasa kurang PD tersebut.
5. Planning
  •    Saya memiliki planning untuk 3tahun kedepan yang sudah lama saya pikirkan yaitu selalu belajar dengan giat, selalu berdoa kepada yang di atas, mulai mencoba hal-hal baru. Dengan demikian usaha yang saya lakukan tidak akan sia-sia dan menjadi kunci keberhasilan saya.

Itulah gambaran diri atau konsep diri dari saya.

  


  Kemudian saya akan memberikan gambaran tentang teman saya. Saya mempunyai seorang teman kuliah yang bernama Agil Restu Prayoga seorang lelaki solo tulen, kehidupan sehari-harinya banyak di habiskan di jalanan, dia sering mondar mandir tidak jelas.




  1.     Kelebihan
  •  Sering menolong teman
  •  Mampu membuat orang tertawa
  •  Mampu bekerja sama dengan baik
  •  Pandai dalam hal seni

    2.       Kekurangan
  •  Sering malas malasan
  •  Terlalu santai dalam menghadapi masalah
  •  Mudah bosan

Selasa, 11 September 2012

PENGERTIAN IMITASI, SUGESTI, IDENTIFIKASI, EMPATI, & SIMPATI

1.    Imitasi

Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lungkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.

Imitasi merupakan proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain.

Sedangkan dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Imitasi  adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indera sebagai penerima rangsang

Menurut Tarde faktor imitasi ini merupakan satu-satunya faktor yang mendasari atau melandasi interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (1966:36). Imitasi tidak berlangsung secara otomatis melainkan dipengaruhi oleh sikap menerima dan mengagumi terhadap apa yang diimitasi. Untuk mengadakan imitasi atau meniru ada faktor psikologis lain yang berperan. Dengan kata lain imitasi tidak berlangsung secara otomatis, tetapi ada faktor lain yang ikut berperan, sehingga seseorang mengadakan imitasi. Bagaimana orang dapat mengimitasi sesuatu kalu orang yang bersangkutan tidak mempunyai sikap menerima terhadap apa yang diimitasi itu. Dengan demikian untuk mengimitasi sesuatu perlu adanya sikap menerima, ada sikap mengagumi terhadap apa yang diimitasi itu, karena itu imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Contoh dari imitasi adalah bahasa; anak belajar berbahasa melalui peniruan terhadap orang lain selain itu mode-mode yang melanda masyarakat berkembang karena faktor imitasi.

2.    Sugesti

Dalam suatu interaksi sosial melalui imitasi orang yang satu mengikut i sesuatu
di luar dirinya. Sedangkan dalam sugesti seseorang memberikan pandangan atau sikap
dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sugesti adalah suatu proses dimana seseorang individu menerima suatu cara penglihatan, atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.


Suatu sugesti akan mudah terjadi apabila terjadi dalam hal- hal berikut:

- Kemampuan berpikir seseorang terhambat
Dalam proses sugesti biasanya orang yang dikenainya mengambil alih pandanganpandangan
dari orang lain tanpa memberikan pertimbangan kritik terlebih dahulu.
Hal ini akan lebih mudah terjadi jia kemampuan berpikir seseorang terhambat,
misalnya karena kelelahan fisik, kelelahan berpikir, atau karena rangsangan emosional.

- Keadaan pikiran yang terpecah-belah (disosiasi)
Sugesti mudah terjadi bila seseorang mengalami pikiran yang terpecah-belah.
Misalnya, jika seseorang sedang bingung, karena ia menghadapi kesulitan-kesulitan hidup yang kompleks. Dalam keadaan banyak utang, misalnya seseorang mudah
disugesti oleh lintah darat untuk meminjam uang darinya.

- Otoritas
Sugesti akan mudah terjadi jika orang yang memberi sugesti atau pandangan itu
adalah orang yang memiliki otoritas atau kewibawaan di bidangnya. Misalnya,
seorang kyai yang berwibawa akan mudah diikuti pandangannya oleh
pengikutnya.Begitu juga seorang ahli dalam bidang tertentu akan mudah diterima
pandangannya, jika ia berbicara di bidangnya itu.

- Mayoritas
Seseorang seringkali cenderung untuk menerima ucapan atau pandangan orang atau
pihak lain, apabila pandangan itu didukung oleh sebagian besar (mayoritas)
golongan atau kelompoknya. Jika orang kebanyakan sudah menerima pandangan
itu, ia pun biasanya akan menyetujui pandangan tersebut.


3.    Identifikasi

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana.
Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah atau bahan itu ditempel kertas pengenal, misalnya panic ukuran 24,22,20 cm dan lain-lain.


4.    Empati

Empati adalah kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain dan bertindak (sesuai) untuk membantu. Konsep Empati terkait erat dengan rasa iba dan kasih sayang. Empati merupakan kemampuan mental untuk memahami dan berempati dengan orang lain, apakah orang diempati setuju atau tidak tetapi disini memiliki niat untuk membantu.

Dalam penelitian empati merupakan fenomena kompleks yang tidak memiliki definisi sederhana. Empati dipelajari dalam psikologi sosial, psikologi kognitif dan neuroscience. Empati adalah proses mental yang kompleks yang melibatkan
(1) apa yang dirasakan oleh orang lain (empati afektif)
(2) bagaimana menempatkan diri sebagai orang lain(empati kognitif), dan
(3) menjadi orang lain yang merasakan (diri sendiri / lainnya) (empati akurasi).

Ketiga mekanisme dianggap saling terkait dan tergantung satu sama lain maka empati pun terjadi. Dalam proses empati maka ada hubungan yang saling berinteraksi antara penularan emosi, pengambilan perspektif dan akurasi empati satu sama lain untuk menghasilkan respon adaptif sosial.

Empati berasal dari bahasa Yunani yaitu Emphatia yang berarti gairah atau ketertarikan fisik yang mengacu pada kemampuan pikiran, emosi, niat dan ciri-ciri kepribadian dari orang lain dan memahami apa yang diinginkan.

Empati mencakup respon tersendiri terhadap perasaan orang lain, seperti rasa kasihan, kesedihan, rasa sakit. Empati memainkan peranan penting dalam berbagai bidang ilmu, kriminologi dari psikologi, fisiologi, pedagogi, filsafat, kedokteran dan psikiatri. Dalam empati terdapat rasa keterlibatan emosional seseorang dalam realitas yang mempengaruhi orang lain lain.

Beberapa studi menunjukkan adanya sifat-sifat yang berhubungan dengan empati pada beberapa hewan bukan manusia, seperti tikus atau primata lainnya. Dalam pengertian ini, bisa dijelaskan bahwa empati berasal dari mekanisme saraf dasar yang dikembangkan selama evolusi.

Keadaan empati, atau pemahaman empatik merupakan cara untuk memahami kerangka acuan internal lain dengan memaknai komponen emosional yang dikandungnya, seperti yang dirasakan orang lain, dengan kata lain, menempatkan diri di tempat lain, seperti "seolah-olah menjadi."

Seseorang bisa berempati dengan orang lain dengan cara memberikan kontribusi untuk memahami emosi orang lain dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Tanpa bicara empati pun bisa dipahami satu sama lain atau dengan ketidaksepakatan pun empati akan muncul. Empati bisa muncul dari pesan verbal dan non-verbal dalam 'membaca' atau pemahaman dari orang lain. Empati tidak sama dengan altruisme.

5.    Simpati

Simpati adalah suatu proses seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.

 Dalam simpati, perasaan memegang peranan penting. Simpati akan berlangsung apabila terdapat pengertian pada kedua belah pihak. Simpati lebih banyak terlihat dalam hubungan persahabatan, hubungan bertetangga, atau hubungan pekerjaan. Seseorang merasa simpati dari pada orang lain karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya. Misalnya, mengucapkan selamat ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud rasa simpati seseorang.

Andre Rispandita H
D1511013/ Manaj. Administrasi A